Para sahabat adalah orang-orang yang hidup berdampingan dengan
Rasulullah saw secara langsung. Sehingga untuk menuruti himbauan beliau,
mereka tidak berpikir dua kali lagi. Demikian tinggi keimanan yang
tertancap dalam hati sanubari mereka, hingga dalam hati mereka hanyalah
keinginan untuk meraih Ridla Allah dan RasulNya. Harta benda yang mereka
punyai bukanklah menjadi menjadi tujuan hidup utama mereka. Bagi mereka
harta hanyalah sebagai sarana penunjang untuk mereka, agar kebaikan
mereka di dunia semakin menumpuk. Salah satunya adalah dengan
bersedekah.
Kisah kehebatan mereka dalam bersedekahpun sudah sering mampir ditelinga kita. Seperti ceritanya Abu Bakar, yang terkenal sebagai sahabat yang paling dermawan diantara sahabat yang lain. Kesahajaan hidup yang dilakoni Abu Bakar sudah sangat difahami oleh sahabat yang lain, sehingga di tengah-tengah mereka Abu Bakar ra termasuk orang yang disegani. Mempunyai kemampuan untuk hidup mewah, tetapi itu tak dijalaninya. Makanan yang dikonsumsi sehari-harinya bersama keluarganya hanyalah makanan seadanya, yang sebenarnya tak layak dikonsumsi oleh orang-orang yang berduit seperti Abu Bakar ra. Apakah dia pelit? Sama sekali tidak!. Uang dan harta benda mereka yang diperoleh dari berdagang, digunakan untuk membantu orang-orang miskin, dari kaum kerabatnya. Abu Bakar makan dan memberi nafkah keluarganya dengan harta benda sisa dari yang disedekahkan, kegemarannya bersedekah dan kemurahan hatinya, membuat dirinya tak pernah memikirkan untuk memiliki pakaian mewah, sebagaimana saudagar-saudagar lainnya.
Kisah kehebatan mereka dalam bersedekahpun sudah sering mampir ditelinga kita. Seperti ceritanya Abu Bakar, yang terkenal sebagai sahabat yang paling dermawan diantara sahabat yang lain. Kesahajaan hidup yang dilakoni Abu Bakar sudah sangat difahami oleh sahabat yang lain, sehingga di tengah-tengah mereka Abu Bakar ra termasuk orang yang disegani. Mempunyai kemampuan untuk hidup mewah, tetapi itu tak dijalaninya. Makanan yang dikonsumsi sehari-harinya bersama keluarganya hanyalah makanan seadanya, yang sebenarnya tak layak dikonsumsi oleh orang-orang yang berduit seperti Abu Bakar ra. Apakah dia pelit? Sama sekali tidak!. Uang dan harta benda mereka yang diperoleh dari berdagang, digunakan untuk membantu orang-orang miskin, dari kaum kerabatnya. Abu Bakar makan dan memberi nafkah keluarganya dengan harta benda sisa dari yang disedekahkan, kegemarannya bersedekah dan kemurahan hatinya, membuat dirinya tak pernah memikirkan untuk memiliki pakaian mewah, sebagaimana saudagar-saudagar lainnya.
Bukti
hobby Abu Bakar dalam bersedekah adalah, ketika suatu saat kaum
muslimin sangat membutuhkan dana untuk membiayai perang tabuk, beliau
dengan rela dan ikhlas memberikan seluruh harta miliknya tanpa tersisa
satu apapun kecuali cukup untuk kebutuhan sehari-harinya. Itulah mengapa
Rasulullah saw sangat mencintainya, selain karena dia adalah mertua
beliau sendiri.
Tak beda jauh dengan
sahabat beliau yang bernama Utsman bin Affan ra. Dia juga dikenal
sebagai orang yang luar biasa sifat kedermawannya. Disamping dia memang
berprofesi sebagai saudagar yang kaya raya. Namun untuk urusan bersedekah, baginya adalah nomor satu. Kedermawannya
dan kegemarannya bersedekah dibuktikan pada saat terjadi musim paceklik
yang mengakibatkan banyak bencana. Ini terjadi pada saat pemerintahan
Khalifah Umar bin Khathab ra.
Kelaparan yang terjadi di mana-mana, mulai
dari pelosok desa sampai ke masyarakat kota. Pada suatu hari datanglah
rombongan Khafilah Syiria terdiri dari seribu onta menuju kerumah
Utsman. Kafilah tersebut membawa berbagai macam macam makanan dan
pakaian yang hendak dijual dan tidak bisa ditentukan harganya. Para
pedagang itu berharap bisa menemui Utsman, dan meminta agar mereka
diberi kesempatan membeli barang-barang yang di bawa Khafilah Syiria
tersebut supaya hati mereka bahagia.
Lalu bertanyalah Utsman bin Affan
ra: “ Berapa kalian hendak memberikan laba? “. “ Lima persen!” jawab
salah satu wakil dari rombongan itu umtuk meyakinkan Utsman agar mau
membeli barang dagangannya. Lalu Utsman berkata “ saya bisa mendapatkan
yang mau memberikan laba lebih dari itu !” tanpa putus asa mereka terus
menawar barang tersebut bahkan ada yang sampai berani memberikan
keuntungan sebesar sepuluh persen. Tetapi dengan tenangnya Utsman
berkata kepada mereka :”sekali lagi mohon maaf tuan-tuan yang terhormat,
saya telah menemukan yang mau menawar lebih dari itu!”. Dan
Utsman Lalu menyumbangkan semua barang yang diangkut oleh rombongan
kafilah tersebut untuk penduduk madinah yang sedang dilanda kelaparan.
Tidak
hanya kedua sahabat besar tersebut yang terkenal dengan kegemarannya
bersedekah. Abdurrahman bin Auf, Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib ra
dan lainnya juga adalah orang-orang yang rajin bersedekah, meskipun
harta yang mereka punyai tidak melimpah, bahkan hanya sedikit. Apa yang
dilakukan Rasulullah saw benar-benar telah membekas dalam hati, dan
menjadi sebuah keimanandan ketakwaan yang sungguh bermutu tinggi.